Sebelumnya ditekankan disini, postingan ini tidak ada kaitannya dengan konflik agama, agama itu sendiri, dan, SARA, melainkan hanya pandangan pribadi saya. Saya juga gak memihak satu pilgub, saya netral disini (gak milih, karena saya bukan warga Jakarta). Ini hanya pandangan pribadi, dan semoga anda bisa menyikapinya dengan bijak. 

Dan Nasi Sudah Menjadi Bubur, Elektabilitas Ahok-Djarot Kadung Amblas


Hanya karena kata "pakai", elektabilitas seorang calon Gubernur DKI Jakarta sampai amblas seamblas-amblasnya. Padahal, awalnya saya lihat elektabilitas Ahok-Djarot cukup tinggi, setidaknya lebih tinggi dari cagub dan cawagub lainnya. Tapi menurut polling Pilgub DKI Jakarta yang ada di Republika, elektabilitas Ahok-Djarot hanya 6,67%. Saya yakin, isu penistaan agama jadi alasan kenapa eletabilitas Ahok-djarot bisa amblas seperti ini.

Padahal, video yang menunjukkan penistaan agama, dimana Ahok mengatakan bahwa umat islam dibohongi (pakai) Al-maidah:51 jelas-kelas dipelintir, di edit, salah transkip. Kata "pakai" di hilangkan. Hanya karena satu kata, semua hancur berantakan.

Sekarang, cagub dengan elektabilitas tertinggi jatuh ke tangan Agus Sylvia. Cukup disayangkan sebenernya ya, saya lihat Ahok ini cukup bagus sebenernya selama dia menjabat sebagai Gubernur secara "tidak sengaja" karena Jokowi nyalon presiden. Ya seenggaknya dibandingkan dengan Gubernur sebelum2nya, dialah yang paling bagus. Apalagi bukti kerja dia selama menjabat juga memang ada kan, dan itu nyata dia membangun Jakarta. Sementara yang lain masih misterius, gimana kinerja mereka kedepannya. Hanya Allah SWT saja yang tau bagaimana mereka di masa depan.

Agus Sylvia sendiri gua gak kenal, gak tau, dan gak pernah tau sedikitpun latar belakangnya. Jadi lewat aja. Cuma dibelakang dia ada partai-partai yang... yahh... lu tau sendiri kan ora ono sing genah. Demokrat itu korupsinya lu tau sendiri, PAN apalagi,  gak perlu dijelaskan, renungkan aja dalam hati masing-masing.

Di posisi kedua ada Anies-Sandiaga, ini kayaknya juga sebenernya bagus sosoknya si Anies, cuma yang disayangkan ada Fadli Zon dkk dibelakang Anies. Sosok Fadli Zon ini menurutku udah negatif banget sebagai sosok Politikus. Siapapun rakyat di Indonesia ini tau bagaimana sifat dia, bahkan udah jadi rahasia umum. Kalo dia nyapres atau nyagub, "gua paling pertama mundur ke belakang." Untuk partai pendukung, ada satu partai bermasalah yaitu PKS. Mengatasnamakan Islam tapi kelakuan jauh dari Islam.

Yah, pokoknya, itulah kekuatan dari sebuah kata. Berhati-hatilah anda dengan ucapan dan ketikkan anda di internet. Satu kata itu memiliki kekuatan yang luar biasa, satu kata bisa menurunkan elektabilitas seorang Gubernur, satu kata bisa membuat seorang Buni Yani jadi tersangka, satu kata bisa membuat Indonesia heboh, dan satu kata bisa menyatukan muslim di Indonesia untuk demonstasi. Itulah kekuatan sebuah kata. Karena itu pulalah membaca ayat Al-quran tidak boleh salah ucap, karena makna bisa berubah. Satu kata memiliki kekuatan yang luar biasa.

Sumber: Republika (Note: Republika media yang islami, jadi pemilihnya mungkin mayoritas seorang muslim)


Saya hanya seorang anak Medan... Anak Medan... Anak Medan do au kawan... yang jadi korban media-media di Internet. Saya gak ada hubungannya dengan Jakarta dan Cagub-cawagub DKI Jakarta. Ahok jadi Gubernur ya saya gak dosa karena saya bukan orang Jakarta, saya gak milih, dosa ya dosamu, bukan dosaku, dan aku gak menanggung dosamu, begitu pula dirimu yang gak menanggung dosaku. Resiko ditanggung penumpang bung...

Cuma saya dukung program Gubernur dan wakilnya yang saya rasa positif bagi Indonesia, termasuk walau Gubernur tersebut seorang non-muslim. 

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012 Ryan Friska Arisandhi's Personal Blog / Template by : Urangkurai